Sampang, hariannews.id – Pernyataan Ketua Penyelenggara Job Fair Disnaker Sampang, Uriantono Triwibowo, menuai tanda tanya besar. Ia sebelumnya menyebut bahwa minimnya antusias masyarakat dalam Job Fair 2025 disebabkan mayoritas pencari kerja di Sampang hanya lulusan SMP, sehingga sulit memenuhi standar perusahaan yang hadir.
Namun, klaim tersebut terbantahkan. Investigasi tim hariannews.id menemukan fakta bahwa jumlah lulusan SMA/SMK dalam 5 tahun terakhir di Kabupaten Sampang mencapai 32.772 orang. Dengan angka sebesar itu, narasi bahwa mayoritas tenaga kerja produktif Sampang hanya lulusan SMP jelas tidak sesuai dengan realita.
Lebih jauh, data di buku tamu Job Fair 2025 juga menunjukkan bahwa mayoritas peserta yang hadir justru lulusan SMA/SMK hingga S1, sementara lulusan SD hanya dua orang saja. Dari total sekitar 200 peserta yang hadir, tidak ada indikasi bahwa lulusan SMP mendominasi.
Job Fair yang digelar dengan total anggaran Rp95 juta kian dipertanyakan efektivitasnya. Sejumlah masyarakat menilai acara tersebut hanya menjadi ajang formalitas belaka tanpa dampak nyata bagi pencari kerja.
Salah satu warga, Iim, bahkan melontarkan kritik tajam dengan nada bercanda.
“Dari pada uangnya buat bikin acara gitu, mending dikasihkan ke masyarakat aja, bisa buat modal,” ujarnya sambil tertawa.
Dengan serapan tenaga kerja yang sangat rendah, promosi yang minim, hingga pernyataan pejabat yang terbantahkan data, Job Fair Disnaker Sampang 2025 kini menyisakan catatan kelam. Harapan besar masyarakat agar acara ini membuka lapangan kerja baru justru berakhir dengan kekecewaan. (Fais)