Sampang, hariannews.id – Seorang pengunjung Puskesmas Banjar, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, mengeluhkan perlakuan tidak menyenangkan dari salah satu petugas puskesmas. Kejadian itu dialami Rofi pada Selasa, 26 Agustus 2025.
Rofi menuturkan, awalnya ia datang untuk mengurus perpanjangan surat rujukan anak saudaranya yang tengah dirawat di Mojokerto. Setelah mengambil nomor antrean dan menunggu, ia pun dipanggil untuk berkonsultasi dengan petugas. Namun, menurutnya, sikap petugas tidak mencerminkan pelayanan yang baik.
“Pihak petugas menjawab dengan nada tinggi sambil melotot. Bahkan, kartu keluarga yang saya serahkan dilemparkan kembali,” ungkap Rofi kepada hariannews.
Menanggapi hal itu, tim hariannews mencoba mengkonfirmasi Kepala Puskesmas Banjar, dr. Nery Meilika. Melalui pesan singkat, dr. Nery meminta waktu untuk bertemu langsung keesokan harinya.
Pada Jumat (29/8/2025), tim hariannews akhirnya bertemu dengan dr. Nery beserta dua petugas Puskesmas Banjar. Dalam keterangannya, dr. Nery mengakui bahwa insiden tersebut benar terjadi, tetapi ia membantah adanya unsur kesengajaan melempar berkas.
“Berdasarkan rekaman CCTV dan penjelasan petugas yang bersangkutan, Lilik (resepsionis) hanya menyodorkan kembali kertas tersebut. Namun mungkin tanggapan dari saudara Rofi berbeda sehingga dianggap sebagai tindakan melempar,” jelasnya.
Lilik sendiri, kata dr. Nery, mengaku sebelumnya sudah pernah melakukan hal serupa namun tidak menimbulkan masalah.
“Saya juga pernah begitu dok, cuma sebelumnya pasien tidak marah,” ucap Lilik seperti ditirukan dr. Nery.
Meski begitu, dr. Nery menegaskan pihaknya akan mendalami kasus tersebut untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. Ia juga berencana mempertemukan kedua belah pihak untuk mencari titik temu.
“Kami berniat mempertemukan saudara Rofi dengan petugas kami agar masalah ini bisa menemukan titik yang benar. Jika petugas kami memang terbukti salah, tentu akan kami evaluasi dalam hal pelayanan,” tegas dr. Nery.
Sementara itu, Hadi, salah satu aktivis Sampang, menilai apapun alasannya, tindakan petugas tetap tidak etis.
“Meskipun niatnya hanya menyodorkan, sebaiknya petugas menghampiri pasien langsung dan menyerahkan dengan cara yang baik. Tidak akan menghabiskan waktu lebih dari lima menit, tapi bisa menjaga perasaan pasien. Puskesmas adalah tempat pelayanan publik, bukan hanya kesehatan, tapi juga pelayanan yang ramah dan sepenuh hati,” ujarnya. (Fais)