Hariannews, Sampang – Maraknya penipuan di dunia maya kini merambah ke aplikasi Telegram, dengan modus kerja online yang menjanjikan keuntungan besar dengan usaha minim. Salah satu skema penipuan yang kini ramai terjadi adalah sistem “tugas berbayar”, yang ternyata berujung pada kerugian finansial bagi korbannya.
Berdasarkan pengalaman seorang warganet yang menelusuri modus ini, penipuan dimulai dengan tawaran pekerjaan online sederhana.
Baca Juga : Jual Pecel Lele Bisa di Jerat UU Tipikor ? Begini Penjelasannya…
Korban diinstruksikan untuk membuka situs tertentu, mengambil tangkapan layar (screenshot), dan mengirimkannya kepada admin grup Telegram.
“Awalnya, tugas ini terlihat sah karena saya benar-benar menerima transfer sesuai yang dijanjikan,” ujarnya.
Namun, ini hanyalah umpan untuk membangun kepercayaan korban. Setelah menyelesaikan tugas awal, korban diarahkan untuk bergabung ke grup Telegram yang berisi beberapa anggota lain.
Di dalam grup, para anggota tampak antusias dan kerap membagikan cerita tentang keuntungan besar yang mereka peroleh, menciptakan ilusi bahwa pekerjaan ini menggiurkan.
“Mereka mengiming-imingi hasil yang fantastis, seolah-olah ini pekerjaan mudah dengan bayaran besar,” tambahnya.
Namun, tahap berikutnya mulai mencurigakan. Admin grup mengarahkan peserta untuk melanjutkan tugas, tetapi kali ini mereka diminta membayar ratusan ribu rupiah sebagai syarat untuk mendapatkan pekerjaan berikutnya. Merasa curiga, warganet ini memilih untuk tidak melanjutkan.
“Saya merasa ini tidak masuk akal. Mengapa harus bayar untuk sebuah pekerjaan?” katanya.
Meski menolak, tekanan dari admin terus berlanjut. Admin memaksa dengan janji bayaran besar, dan beberapa akun lain di grup bahkan mengirim pesan pribadi untuk membujuknya dengan berbagai alasan.
“Ada beberapa orang yang chat saya, bilang saya akan rugi kalau tidak ikut, tapi saya tetap tidak tertarik,” ungkapnya.
Kecurigaan ini terbukti benar keesokan harinya, ketika akun admin dan grup Telegram tersebut tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
“Saya cek lagi, akun mereka sudah tidak ada di Telegram. Untung saya tidak terjebak lebih jauh,” ujarnya lega.
Kasus ini menggaris bawahi pentingnya kewaspadaan terhadap tawaran kerja online yang terlalu menggiurkan, terutama di platform seperti Telegram yang memungkinkan akun dibuat dan dihapus dengan mudah.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyediakan kanal pengaduan di aduankonten.id untuk melaporkan akun atau konten mencurigakan.
Pengguna juga disarankan untuk mengatur privasi Telegram agar hanya kontak terpercaya yang dapat mengundang ke grup, serta segera melaporkan akun mencurigakan melalui fitur “Report Scam” di aplikasi.
Baca Juga : Pertamina Fasilitasi Penukaran Tabung LPG 3 Kg ke Tabung 5,5 Kg dengan Prosedur Mudah
Masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi keaslian tawaran pekerjaan dan tidak tergoda oleh iming-iming keuntungan cepat.
“Jika terdengar terlalu bagus untuk jadi kenyataan, biasanya itu memang penipuan,” tegas seorang pakar keamanan siber