Jawa TimurBerita TerbaruGaya HidupPemerintahPeristiwa

Kerapan Sapi Tanpa Drama, Disporbudpar Luncurkan Registrasi Sapi

167

Hariannews, Sampang – Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Sampang mengumumkan terobosan baru dalam penyelenggaraan kerapan sapi, tradisi balap sapi khas Madura yang menjadi kebanggaan budaya lokal.

Dalam wawancara pagi ini, Kepala Disporabudpar, H. Nilam, mengungkapkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk membuat kerapan sapi lebih menarik, layak ditonton, dan lebih baik di segala sektor.

Salah satu terobosan utama adalah penerapan sistem registrasi yang lebih ketat untuk pemilik sapi, kandang, sapi peserta, hingga kaleles (joki kerapan sapi).

Sistem ini akan mencakup pemberian Nomor Induk Sapi Kerapan (NISK), yang berfungsi layaknya KTP untuk sapi.

“NISK ini akan memastikan identitas sapi terdata dengan jelas, sehingga meminimalisir kecurangan seperti peminjaman sapi dari daerah lain atau keributan selama event berlangsung,” ujar Nilam.

Untuk mendukung implementasi ini, Disporabudpar akan menerjunkan petugas khusus yang akan melakukan registrasi secara bertahap ke berbagai wilayah di Sampang.

Proses ini akan mencakup pendataan menyeluruh terhadap sapi yang akan berlomba, termasuk asal-usul, kepemilikan, dan kondisi fisiknya.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap sapi yang berlomba benar-benar terdaftar dan memenuhi syarat, sehingga kerapan sapi berjalan lebih transparan dan adil,” tambahnya.

Tujuan utama dari registrasi ini adalah untuk menekan potensi kecurangan, seperti penggunaan sapi pinjaman dari luar daerah, serta meningkatkan profesionalisme dan daya tarik kerapan sapi sebagai ajang budaya dan wisata. Dengan langkah ini, Disporabudpar berharap kerapan sapi tidak hanya tetap lestari, tetapi juga menjadi daya tarik yang lebih prestisius bagi wisatawan lokal maupun internasional.

“Kerapan sapi bukan sekadar lomba, tetapi warisan budaya yang harus kita jaga dan kembangkan. Dengan sistem yang lebih baik, kita harap event ini semakin diminati dan terhindar dari masalah,” tutup Nilam.

Langkah ini disambut positif oleh para pelaku kerapan sapi, yang berharap terobosan ini dapat meningkatkan kualitas dan integritas tradisi budaya Madura yang telah mendunia.

Exit mobile version