Berita TerbaruJawa Timur

Diskopindag Sampang Pertahankan Keistimewaan Batik Tulis di Tengah Gempuran Produk Luar dan E-Commerce

148
×

Diskopindag Sampang Pertahankan Keistimewaan Batik Tulis di Tengah Gempuran Produk Luar dan E-Commerce

Sebarkan artikel ini

Hariannews, Sampang – Pelaksana Tugas (PLT) Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Sampang, Evi Heriyati, menegaskan komitmennya untuk mempertahankan keistimewaan batik tulis Sampang di tengah gempuran produk luar dan maraknya platform e-commerce.

Baca Juga : Begini Tanggapan Disporbudpar Terkait Branding Madura Sebagai “Mexico City”

Dalam upaya menjaga eksistensi warisan budaya lokal ini, Evi menggencarkan pelatihan pemasaran digital bagi pelaku usaha batik tulis di Sampang.

Dalam wawancara sore tadi (18 Juni 2025), Evi menyampaikan bahwa batik tulis Sampang memiliki keunikan motif dan nilai budaya yang tidak dimiliki produk lain. Namun, persaingan dengan produk luar dan penetrasi pasar e-commerce menuntut strategi pemasaran yang lebih modern.

“Kami tidak ingin batik tulis Sampang hanya menjadi kenangan. Melalui pelatihan pemasaran digital, kami berupaya membekali pengrajin dengan keterampilan untuk memasarkan produk secara online, sehingga tetap kompetitif di pasar global,” ujarnya.

Baca Juga : Pertamina Fasilitasi Penukaran Tabung LPG 3 Kg ke Tabung 5,5 Kg dengan Prosedur Mudah

Diskopindag Sampang telah bekerja sama dengan berbagai pihak, Program ini mencakup cara membuat konten promosi di media sosial seperti Instagram dan TikTok, optimalisasi marketplace seperti Shopee, serta teknik branding untuk menonjolkan keunikan batik tulis Sampang, seperti motif khas yang terinspirasi dari budaya Madura. Pelatihan juga mengajarkan pengrajin untuk memanfaatkan hashtag dan konten visual yang menarik untuk meningkatkan visibilitas produk.

Meskipun menemui banyak kendala Diskopindag tidak henti – hentinya memberikan arahan kepada pelaku UMKM di Kabupaten Sampang.

“Kendala yang banyak kami temui dilapangan, kebanyakan para pengerajin batik kurang paham tentang sosial media, rata-rata Handphone pengerajin digunakan untuk whatsapp, telepon, dan menonton youtube. Kami tetap mengarahkan untuk tetap eksis dalam memposting paling tidak di status whatsapp, bahkan kami juga membantu memberi arahan kepada anak pengerajin batik untuk membantu orang tuanya dalam pemasaran”, imbuh evi.

Evi berharap, dengan peningkatan keterampilan digital, pengrajin batik tulis Sampang dapat menjangkau pasar yang lebih luas, termasuk konsumen di luar negeri, sekaligus mempertahankan identitas budaya lokal.

Evi optimistis bahwa dengan dukungan pelatihan dan kolaborasi lintas sektor, batik tulis Sampang tidak hanya akan bertahan, tetapi juga menjadi produk unggulan yang mendunia.

“Batik tulis adalah kebanggaan kami. Dengan strategi yang tepat, kami yakin bisa bersaing di era digital tanpa kehilangan jati diri,” tutupnya.

Upaya ini menjadi bagian dari misi Diskopindag Sampang untuk mendukung UMKM lokal, sekaligus berkontribusi pada peningkatan ekonomi daerah melalui pelestarian budaya dan inovasi pemasaran.

 

Tinggalkan Balasan