Hariannews, Sampang – Badan Eksekutif Mahasiswa se-Kabupaten Sampang (BEMSA) menggelar aksi demo di depan kantor DPRD Sampang Madura, Jawa Timur. Kamis (30/1/2025).
Mereka menggelar aksi tersebut dikarenakan merasa belum puas kepada hasil jawaban dari audiensi yang sudah pernah dilakukan bersama DPRD dan Dinas-dinas terkait pada Senin, (20/1) kemarin.
Hingga terjadilah aksi turun jalan tersebut dipicu oleh permasalahan banyaknya penjualan pupuk subsidi di Kabupaten Sampang yang dijual diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Namun dalam aksi unjuk rasa ini suasana berubah berujung ricuh dan bentrok antara para demonstran dengan Aparat Penegak Hukum (APH), hingga video tersebut viral dan menuai kritik dari berbagai elemen masyarakat.
Mahasiswa yang bernama Rofi tergabung dalam BEM ini berani angkat bicara saat diminta keterangan atas perlakuan oknum Satreskrim terhadap dirinya.“
Dilokasi aksi saya dibawa kedalam, sekitar 4 lebih oknum seraya memegang saya, bahkan ada yang megang leher saya mencekik dan juga memukul saya menggunakan lututnya., Yang dibawa cuman saya, didalam itu saya dirobohkan sampe diancam mau dihabisi, diam, diam kalau tidak diam kamu dihabisi, kamu provokator,” ungkap Rofi meniru sang oknum Satreskrim berkaos hitam tersebut. Ada 3 peserta aksi, cuman duanya lolos, saya ditangkap dan dibawa kedalam karena saya dipiting sekitar 3 orang sampai baju saya sobek dan bagian kanan sedikit memar kalau dipaha ini memang lumayan, karena memang bukan satu dua orang yang menggunakan lututnya gitu, ujar Rofi.
Akibat menerima perlakuan ini, langkah yang akan dilakukan oleh anggota demostran akan melakukan diskusi guna menindaklanjuti sikap arogan oknum opsnal Satreskrim Polres Sampang yang dianggap telah merugikan sebelah pihak dan melakukan visum.
Untuk saat ini, Tim dari Hariannews.id sedang menunggu klarifikasi dari APH bersangkutan untuk keterangan lebih lanjut tentang kebenaran yang terjadi di lapangan.